1928 Pemuda Bersumpah! 2012 Pemuda Bersampah?



21 okt 2012
Dibuat dalam rangka syarat menjadi anggota Forum Lingkar Pena ranting Unhas Makassar
sumpah pemuda 1928

“Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia.” (Soekarno)
            Itulah satu kalimat yang dilontarkan Presiden Soekarno yang membuat Pemuda-Pemudi sejatinya dapat merealisasikan apa makna dari kata-kata beliau. Tidak terlepas dari itu, kita sebagai Putra-Putri semestinya harus selalu ingat peristiwa sejarah dibalik angka 1928.
            Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda adalah suatu pengakuan oleh Pemuda-Pemudi Indonesia berdasarkan hasil rumusan rapat Pemuda-Pemudi dalam Kongres Pemuda II Indonesia, yang telah berikrar bertumpah darah satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, Indonesia. Pemuda-Pemudi mengikrarkan sumpah pada tanggal 28 Oktober 1928. Dan sampai sekarang setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda di (sebagian) Indonesia.
            Pada peristiwa Sumpah Pemuda tersebut dinyanyikan lagu Indonesia Raya untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia yang diciptakan oleh W.R. Soepratman,  dan ditetapkan  sebagai lagu kebangsaan Indonesia. Pada saat itu pula dikibarkan bendera merah putih sebagai lambang bahwa Pemuda-Pemudi sangat menjunjung tinggi bangsa, bahasa, serta tanah air Indonesia.
            Peristiwa Sumpah Pemuda tidak terjadi begitu saja dan bukan pula pekerjaan yang terjadi dalam waktu singkat. Karena sejak Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908, Pemuda-Pemudi Indonesia telah membuktikan kepada kolonial Hindia Belanda bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang berkarakter, bukan bangsa yang pemalas dan saling bermusuhan. Peristiwa Sumpah Pemuda  juga menjadi cikal-bakal terjadinya peristiwa 17 tahun mendatang, yaitu Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945, yang dalam pencapaiannya tidak sedikit darah, keringat, dan air mata tumpah membasahi bumi pertiwi.
            Setelah merefres kembali otak dan hati kita tentang peristiwa 84 tahun yang lalu, ada pertanyaan yang mengganjal di benak Kami. Ketika Pemuda Indonesia dulu rela mati-matian berjuang demi bangsa dan kehidupan yang lebih baik, menyorakkan dengan lantang “Merdeka atau Mati.” Apa yang terjadi dengan Pemuda-Pemudi masa kini? Siapa yang mau melestarikan budaya, bahasa, dan bangsa Indonesia selain Pemuda Indonesia itu sendiri?
            Sejatinya kita harus menghormati pengorbanan pahlawan terdahulu, bukan hanya dibuktikan dengan ucapan, tetapi dengan mengambil aksi, mengubah Indonesia. Sekarang bukan lagi saatnya angkat senjata dan melempar mercun untuk mempertahankan Indonesia. Sekarang saatnya kita angkat pena, kita bisa mengikuti  jejak pahlawan yang berhasil memperjuangkan kemerdekaan Indonesia , dengan cara punya semangat besar dalam menuntut ilmu, hinggga akhirnya mengabdi kepada bangsa dan negara. Untuk tetap merasakan senyum para pahlawan di bumi pertiwi.
            Tak sadarkah kita sebagai Pemuda ternyata bisa mengubah dunia dan Indonesia? Pemuda Indonesia masih terombang-ambing, terkadang bisa membuat keadaan (sedikit) lebih baik,tetapi seringkali membuat ibu pertiwi menghela napas dam mengelus dada.          Amanah yang dititipkan untuk menjaga bangsa dan rakyat sepertinya hanya mimpi di siang bolong. Akan tetapi bisa menjadi nyata apabila Pemuda-Pemudi sadar akan amanah yang diberikan dan dapat mengaplikasikannya di masyarakat.
            Tetapi, mengapa sedikit sekali Pemuda Indonesia yang paham akan hal ini? Nah, sekarang keadaan sudah berbalik 180 derajat. Salahkah jika Kami mengatakan bahwa pada tahun 1928 Pemuda beradab bersumpah dan kini 2012 para Pemuda biadab “Bersampah”.
            Perjuangan pemuda terdahulu sangat mulia. Indonesia sangat beruntung memiliki pemuda yang punya semnagt api mempertahankan dan memperjuangkan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia.
            Perlu disayangkan bahwa pemuda masa kini, mulai dari kaum pelajar (SD,SMP,SMA,Mahasiswa) serta masyarakat saling menumpahkan darah antarsesama saudara sebangsa mereka sendiri. Miris melihat berita pelajar-pelajar kita yang kasus negatifnya terus menghiasi layar kaca, mulai dari freesex, penyalahgunaan narkotika, tawuran yang terjadi dimana-mana dsb.
            Siapa yang tak merinti melihat dan mendengar ulah Pemuda-Pemudi masa kini, yang semakin hari semkain jauh dari nilai-nilai moral, budaya dan agama. Entah kapan Pemuda Indonesia seperti dulu lagi, yang rajin menuntut ilmu, bekerja keras dan bahu membahu.
            Pemuda Indonesia masa kini menjadi lemah akibat pembodohan berkedok liberalisme, kapitalisme, sekularisme , “racun berbalut madu”. Pemuda Indonesia dari Merauke sampai Sabang banyak yang tidak peduli terhadap apa yang sedang menimpa bangsa ini, kalaupun ada jumlahnya minoritas. Seyogyanya Pemuda itu harus kritis, peka terhadap apa yang ada disekitarnya. Mengkritisi setiap persoalan bangsa dan maju memberikan solusi atas apa yang dikritisi. Bukan hanya sekedar bicara omong kosong, memprotes sana-sini, tetapi pada akhirnya tidak memberikan solusi apapun.
            Peristiwa sumpah pemuda seharusnya menjadikan Pemuda-Pemudi Indonesia menjadi lebih cinta tanah air. Pemuda Indonesia masa kini telah menjadi konsumen produk dan budaya luar negeri, yang pada dasarnya budaya mereka berbeda dengan akar budaya Indonesia (dulu).
pemuda bersampah 2012
            Pemuda Indonesia mestinya harus lebih banyak belajar lagi menambah pengetahuan agar tidak menjadi bangsa yang bingung, sok meniru budaya luar negeri. Jika mengambil sisi positif dari budaya luar negeri, misalnya kedisiplinan, etos kerja dll. Itu tidak masalah bahkan sangat baik. Akan tetapi jika yang ditiru adalah pergaulan dan gaya hidupnya atau biasa disebut 4F (fashion, fun, food, dan film). Tentunya jati diri dan karakter bangsa Indonesia beberapa tahun lagi pasti akan punah.
            Tentunya kita sebagai Pemuda-Pemudi Indonesia memiliki semangat yang lebih, minimal untuk diri kita sendiri. Paling tidak kita mestinya selalu ingat apa makna Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, dan untuk menghargai hari tersebut bisa diwujudkan dengan kegiatan sehari-hari kita. Dengan mengoptimalkan olah pikir, olah hati, olah raga,dan  olah rasa. Dengan belajar, bekerja keras , disiplin dan saling tolong menolong antarsesama.
            Inilah sebagai bukti jiwa muda kita, seperti halnya jiwa muda para pahlawan kita. Selamat mengubah dunia Pemuda-Pemudi Indonesia !

Salam pena,
Radiah Annisa Nasiruddin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan Sampai Mereka Tahu Aku Lesbi

Puisi: Tugu Monas Ibu Kota

Namaku dari Sudut Pandang Makhluk Lain