Sendiri sesampainya di Maros


Selasa, 3 Sept 2013 19:52 malam
Hari ini saya sendiri lagi, namun kali ini kata “lagi” ini tak biasa. Kali ini bukan saya yang “meninggalkan” tetapi “ditinggalkan.”
Seperti biasa selepas adzan maghrib berkumandang kuhentikan semua kegiatan kampus dan organisasi, pikiranku tentu mulai tertuju pada kampung halamanku, rumahku, yah apalagi kalau bukan Maros. Tahun ini saya sering galau dan tak betah sendiri jika nginap di ramsis baru, tak seperti tahun lalu. Seperti kemarin-kemarin hari yang rasanya begitu-begitu saja kujalani tetapi sulit ditebak. Bergelut dengan dosen-dosen sastra inggris di kelas seharian dan free time kugunakan untuk urusan organisasi.

pukul 7 pagi saya sudah harus berangkat dari maros ke kampus karena mata kuliah pertama dimulai pukul 8 tepat dengan dosen yang “lumayan” uhuk hmm inshaallah baik. Hari selasa adalah hari kuliah tersibuk, 4 mata kuliah dengan selisih waktu hanya 10 menit istirahat.

Sangat kusesalkan seharusnya sore ini saya ikut mengantar mama, bapak, adik dan siswa2 SMK Penerbangan An-Nas Mandai Maros ke bandara, mereka akan mengadakan study tour ke SMK Penerbangan dan apapun itu di ibu kota Jakarta selama 3 hari. 
rumah benar2 sepi

Yasdik An-Nas Sulawesi Selatan.
Yayasan Keluarga

Rumah pasti sepi bahkan sangat sepi tak berpenghuni, mama bapak adek ke Jakarta, kk Ima dan k Rijal ke rumah mertuanya, kk Dila di minasa upa sibuk dengan skripsinya. Daann, saya benar-benar sendiri,

kulangkahkan kaki ku menyusuri jalanan Haji banca berbelok ke jalan rambutan dan sampailah saya di depan rumah, sepi. Tak ada kunci rumah karena di bawa sama kk Ima, jadilah saya ke kantin yayasan an-nas, disana ada ibu kantin sekaligus keluargaku.
Untuk pertama kalinya, saya pulang ke Maros tanpa sambutan kecupan plus pelukan mama dan bapak, tanpa siksaan dan ocehan fadly adek laki2 satu2nya yang sudah lebih besar dari pada saya, tanpa perintah2 kk Ima kk tertua yang selalu menyambut dengan setumpuk cucian bajunya, tanpa kk Dila yang sibuk dengan BBnya. Hanya rumah bercat pink yang bisu menyambutku, hanya sekolah an-nas bergenteng biru menyapa tanpa ekspresi.
 Hari ini hari yang ajariku betapa berharganya keluargaku (mama, bapak, kk ima, kk dila, dan fadly). Sedih rasanya tak mendengar suaranya jika aku sudah di Maros.
rindu mama bapak hari ini dan 3 hari kedepan

k rijal, k ima, bapak mama saya k dila


kangen fadly biar slalu jahat sama saya
tapi slalu baik antar kemana2

Sekarang baru saya sadari. Beberapa bulan bahkan tahun belakangan mungkin saya terlalu egois, sibuk dengan urusan kampus, saya egoissss... tak peduli dengan mama yang seharian bekerja di rumah dan dilanjut di kantor. Tak peduli dengan bapak yang tiap hari mengontrol yayasan kami sekaligus juga harus tetap ke kantor. Tak peduli dengan kk Ima sang kepala sekolah SMK An-nas dan semuanya. 
Sedih rasanya dengan kata “ditinggalkan”, cepat pulang mama bapak dan fadly. Juga kk ima dan k dila. Saya benci Maros tanpa kalian.
#kantin yasdik an-nas maros.
sendiri, menunggu, kesepian, dan rindu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan Sampai Mereka Tahu Aku Lesbi

Puisi: Tugu Monas Ibu Kota

Namaku dari Sudut Pandang Makhluk Lain