Sendiri sesampainya di Maros
Hari ini saya sendiri
lagi, namun kali ini kata “lagi” ini tak biasa. Kali ini bukan saya yang
“meninggalkan” tetapi “ditinggalkan.”
Seperti
biasa selepas adzan maghrib berkumandang kuhentikan semua kegiatan kampus dan organisasi,
pikiranku tentu mulai tertuju pada kampung halamanku, rumahku, yah apalagi
kalau bukan Maros. Tahun ini saya sering galau dan tak betah sendiri jika nginap di ramsis
baru, tak seperti tahun lalu. Seperti kemarin-kemarin hari yang rasanya
begitu-begitu saja kujalani tetapi sulit ditebak. Bergelut dengan dosen-dosen
sastra inggris di kelas seharian dan free time kugunakan untuk urusan
organisasi.
pukul
7 pagi saya sudah harus berangkat dari maros ke kampus karena mata kuliah
pertama dimulai pukul 8 tepat dengan dosen yang “lumayan” uhuk hmm inshaallah
baik. Hari selasa adalah hari kuliah tersibuk, 4 mata kuliah dengan selisih
waktu hanya 10 menit istirahat.
Sangat
kusesalkan seharusnya sore ini saya ikut mengantar mama, bapak, adik dan siswa2
SMK Penerbangan An-Nas Mandai Maros ke bandara, mereka
akan mengadakan study tour ke SMK Penerbangan dan apapun itu di ibu
kota Jakarta selama 3 hari.
rumah benar2 sepi |
Yasdik An-Nas Sulawesi Selatan. Yayasan Keluarga |
Rumah
pasti sepi bahkan sangat sepi tak berpenghuni, mama bapak adek ke Jakarta, kk
Ima dan k Rijal ke rumah mertuanya, kk Dila di minasa upa sibuk dengan
skripsinya. Daann, saya benar-benar sendiri,
kulangkahkan kaki ku menyusuri jalanan Haji banca berbelok ke jalan rambutan dan sampailah saya di depan rumah, sepi. Tak ada kunci rumah karena di bawa sama kk Ima, jadilah saya ke kantin yayasan an-nas, disana ada ibu kantin sekaligus keluargaku.
kulangkahkan kaki ku menyusuri jalanan Haji banca berbelok ke jalan rambutan dan sampailah saya di depan rumah, sepi. Tak ada kunci rumah karena di bawa sama kk Ima, jadilah saya ke kantin yayasan an-nas, disana ada ibu kantin sekaligus keluargaku.
Untuk
pertama kalinya, saya pulang ke Maros tanpa sambutan kecupan plus pelukan mama
dan bapak, tanpa siksaan dan ocehan fadly adek laki2 satu2nya yang sudah lebih
besar dari pada saya, tanpa perintah2 kk Ima kk tertua yang selalu menyambut
dengan setumpuk cucian bajunya, tanpa kk Dila yang sibuk dengan BBnya. Hanya rumah
bercat pink yang bisu menyambutku, hanya sekolah an-nas bergenteng biru menyapa
tanpa ekspresi.
Hari ini hari yang ajariku betapa berharganya
keluargaku (mama, bapak, kk ima, kk dila, dan fadly). Sedih rasanya
tak mendengar suaranya jika aku sudah di Maros.
rindu mama bapak hari ini dan 3 hari kedepan |
k rijal, k ima, bapak mama saya k dila |
kangen fadly biar slalu jahat sama saya |
tapi slalu baik antar kemana2 |
Sekarang
baru saya sadari. Beberapa bulan bahkan tahun belakangan mungkin saya terlalu
egois, sibuk dengan urusan kampus, saya egoissss... tak peduli dengan mama
yang seharian bekerja di rumah dan dilanjut di kantor. Tak peduli dengan bapak
yang tiap hari mengontrol yayasan kami sekaligus juga harus tetap ke kantor.
Tak peduli dengan kk Ima sang kepala sekolah SMK An-nas dan semuanya.
Sedih
rasanya dengan kata “ditinggalkan”, cepat pulang mama bapak dan fadly. Juga kk
ima dan k dila. Saya benci Maros tanpa kalian.
#kantin yasdik an-nas
maros.
sendiri, menunggu, kesepian, dan rindu.
sendiri, menunggu, kesepian, dan rindu.
Komentar
Posting Komentar