Sedikit tentang Pensil Warna Putih Abu-Abu
foto bersama teman sekelas XII IPS 3 (SOCIALMETAL) |
9 April 2012
Tinggal beberapa hari lagi Ujian Nasional
(16-4-12) . hari itu hari peperangan buat kami , siswa kelas 3 SMA, aku salah
satunya. Peperangan kali ini termasuk salah satu penentu masa depan kami,
peperangan one by one , diri kita VS beberapa lembar kertas.
*
*
Ini memang bukan pertama kalinya kami mendengar
dan mengalami apa itu ‘ Ujian Nasional ‘. Yah , karena 3 tahun lalu di seragam
Putih-Biru adalah awal kami berkenalan dengannya.
Kini kita berjumpa lagi, hhmm.. think I miss but I
hate. Came on ini hanya 4 hari kawan.
Tetapi satu hal, ini bukan soal 4 hari bergelut dengan
pensil 2B+mistar ujian+penghapus+ papan pengalas dan kunci jawaban. Ini soal apa
arti 365 x 3, = yah 1.095. Ini soal
1.095 hari yang telah kami lalui selama ini.
*
*
Kurang lebih 1.095 hari yang lalu awal Radiah AN 15
tahun menginjakkan kaki di tanah jalan Mangga No.1 Kab.Maros, yaitu SMAN 1
MAROS. Aku tak pernah lupa jejak kaki pertamaku di sekolah itu. Hari itu hari
pertama pengambilan formulir buat masuk ke sekolah yang KATANYA unggulan,
SMANSA maros.
Aku tak pernah berangan-angan sebelumnya akan
sekolah disini, tetapi karena mungkin sudah takdir, akhirnya SMAN 1 maros
adalah tempat menghabiskan masa remajaku untuk menimba ilmu dan pengalaman
disana.
*
*
Sekolah ibarat pabrik
beras, siswa-siswanya adalah gabah, didalam pabrik itu kita berproses dan
hingga tiba waktunya kita semua akan keluar dari pabrik dengan predikat kita
masing-masing. Apakah kita menjadi beras the best quality ? ataukah menjadi
beras the bad quality ? sebenarnya itu pilihan kita kawan.
Dari kecil aku terlahir dengan karakter yang agak
pendiam dan tertutup. Dan tidak berlebihan jika aku katakan ‘AKU BENCI CURHAT
dengan siapapun’ terutama tentang masalah pribadiku. Aku lebih suka
menyimpannya sendiri.
*
teman - teman di kls X5, slim society |
*
Tetapi di masa putih-Abu-abu, semuanya agak
berubah, aku mulai sedikit membuka diri , berteman dengan siapa saja , hingga
curhat sedikit dengan sahabat-sahabat seperjuangan.
Saya mulai mencoba menikmati masa SMA , mulai dari
masa orientasi yang kejadiannya banyak membuat siswa baru tertawa-tawa,
bingung, sampai tegang setengah mati. Hari itu kami semua dikerjai para kakak
senior di aula sekolah. Klimaksnya semuanya berontak, saling hajar dan mencibir
satu dengan yang lain. Scenario ciptaan senior berjalan mulus. Sampai akhirnya
kami semua lega setelah kue bola plus lilin bertuliskan angka 17 dibawa Bu Sri
ke aula untuk kakak ketua osis yang kebetulan berulang tahun hari itu. Ya ampun, ternyata kami semua dikerjain.
Tetapi semua itu belum cukup gila.
*
*
Hanya bersama teman-teman SMA saya bisa membuat
kegaduhan yang besar kayak gaduhnya penjual ikan di pasar di atas angkot,
hingga juga bisa membuat angkot jadi sunyi sepi kayak kuburan.
menggila di pete-pete otw rumah tiara |
Hanya bersama teman-teman SMA kami bisa menangis
bersama saat tak ada satupun guru yang sudi masuk ke kelas kami.
Hanya bersama teman-teman SMA saya bisa
menjelajahi sudut-sudut kota maros hanya untuk mencari warung makan yang paling
enak dan harganya tidak lebih dari 8000 rupiah.
Hanya bersama teman-teman SMA kami bisa jadi nongkrongkers setia di PTB danau buatan maros, sambil rela jadi obat nyamuk buat nemenin teman pacaran. Meski kadang sangat dongkol melihat mereka pacaran sementara aku hanya ditemani handphone dan segelas monty.
Hanya bersama teman-teman SMA kami bisa jadi nongkrongkers setia di PTB danau buatan maros, sambil rela jadi obat nyamuk buat nemenin teman pacaran. Meski kadang sangat dongkol melihat mereka pacaran sementara aku hanya ditemani handphone dan segelas monty.
Hanya bersama teman-teman SMA saya bisa bonceng
tiga tanpa memakai helm menyusuri jalanan penyok-penyok demi menghadiri acara
pernikahan sahabat kami.
Hanya bersama teman-teman SMA saya bisa bolos bersama
di jam pelajaran terakhir hanya untuk
makan bebek di rumah teman, meski harus main gombal-gombalan dulu dengan pak
satpam supaya dapat izin keluar.
Hanya bersama teman-teman SMA kami bisa belajar
lebih ikhlas jika tugas kelompok dikerjakan sendirian. Hingga rela tugas individu yang mati-matian
dikerjakan dirumah , sesampainya disekolah disedot seenaknya sama teman-teman
lain yang tidak mengerjakan tugas sama sekali, dan belajar lebih lebih dan lebih
ikhlas dan sabar jika teman yang nyedot tugas nilainya lebih tinggi dibanding
pekerja tugas sebenarnya.
Hanya bersama teman-teman SMA pulalah saya bisa
lebih menghargai apa itu ‘persahabatan’ dan ‘permusuhan’, yang sesungguhnya
keduanya bisa berbalik begitu saja.
*
dan tita, salah sayu sahabat kami, telah lebih dulu melepas masa lajangnya, tepat setelah kami naik kelas 3 |
*
Yah. Terlepas dari pedas-manis bersama mereka.
Perjuangan belajar selama di SMA tidak kalah mengenyangkan. Kelas 1 kami
dihantui dengan system penjurusan, dan semaksimal mungkin bersiap menghadapi
penjurusan tersebut. Ada 3 pilihan IPA, IPS dan Bahasa. Karena aku alergi
fisika maka aku tak tertarik sama sekali mengambil IPA. Karena peminat Bahasa
sangat sedikit jadi kelas jurasan bahasa pun di tutup. Nah kini tinggal satu
pilihan, IPS. Sesuai dengan minat dan hasil tes akhirnya aku masuk jurusan IPS,
tepatnya di XI - XII IPS 3.
Awalnya aku ingin pindah dari IPS 3 ke IPS 2,
satu-satunya alasan adalah aku tak rela berpisah dengan teman sebangkuku dari
kelas X , dialah sahabatku yang telah mengajarkanku seluk beluk internet.
Tetapi permohonan pindah itu tak diterima oleh Pak Guru. Ya sudahlah..
Kini di kelas XI-XII IPS 3 aku bertemu dengan
manusia-manusia yang telah melukiskan bermacam-macam warna di hidupku dengan
pensil warnanya masing-masing. Kini dan insyaallah, slamanya Merekalah
sahabatku.
*
*
Masa-masa SMA sejatinya sangat lama, tetapi baru
kusadari ternyata masa itu begitu singkat.
Di masa itu aku sudah bisa dibilang cukup kenyang
dengan berbagai remedial. Ulangan matematika yang nomor urutku tak pernah absen
dari daftar remedial, hingga pernah suatu ketika aku remedial susulan sendirian
di ruang guru, itulah saat-saat senam jantung paling menyehatkan. Iihhh
Tetapi kami masih bisa tertawa cengengesan melihat
angka 0 atau 20 terpampang jelas dikertas ulangan kami.
Meski sudah dimaki-maki dan dimarahi habis-habisan
oleh guru tersayang tetapi kami masih bisa tertawa terbahak-bahak jika bel jam
istirahat sudah berdering keras. Apalagi jika kami sudah berada di kantin mas
doel, krupuk baksonya bisa menghipnotis kami untuk tidak lagi mengingat film
horror yang ditayangkan di kelas tadi.
Banyak kejadian yang begitu dalam selama SMA.
Mulai dari merancang kehidupan masa depan yang super-duper cemerlangnya minta
ampun, pengen jadi direktur internasional di berbagai bidang, punya perusahaan besar
di seluruh pelosok dunia, punya showroom mobil, pertamina, supermarket, yayasan
dan masih banyak cita-cita yang kami imajinasikan bersama. Yang kadang jika
difikir secara logika itu sungguh mustahil tercapai, tapi itulah kami dan
imajinasi kami.
Dari membuat Formasi Toss tangan yang lumayan kreatif
dan keren meski selalu lupa urutannya.
Menjadi pembantu setia saat teman lagi sakit di
UKS, sehingga aku harus pulang balik mengambil segala kebutuhannya, dari
kantong muntah, minyak kayu putih hingga membelikannya sprite.
Main facebook, foto-foto dan ngegosip sampai poge
kalau guru tidak masuk.
Tidur bareng satu kelas saat kami sebenarnya harus
mengisi LKS.
Buat cincin mainan dari plastic merek aqua botol,
terus dibagikan keseluruh kaum hawa IPS 3.
Jambak-jambakan jilbab sampai jilbab hancur berkeping-keping.
Berangkat shalat dhuhur sama-sama, lalu selesai
shalat langsung beli nugged Rp 1000 di depan sekolah dengan uang pas-pasan. Tak
jarang ada seseorang diantara kami berbaik hati mentraktir kami semua. Dan kata
traktir itulah yang paling mengasyikkan buat kami.
Bertengkar dengan cowok-cowok teman kelas yang
selalu berbeda pendapat dengan para cewek-cewek. Dan jika tak puas bertengkar
kami bisa melanjutkannya dengan perkelahian ‘atribut’ yaitu dia mejambak
jilbabku, dan akupun menghancurkan dasinya. Tak lebih dari 3 menit kemudian,
kami berbaikan lagi. Meski seperti itu kami semua tak pernah menyimpan dendam.
Hingga nonton bareng film korea yang alur
ceritanya agak mendekati bokep.. hehhe
Sampai akhirnya harus berpisah dengan dengan
sahabat-sahabat yang katanya sahabat sehidup-semati.
*
*
capek kerja LKS, tidur duluuu |
cincin yang terbuat dari plastik aqua botol, karya ALFRIDA BALALEMBANG |
Dan masih banyak kejadian-kejadian masa SMA yang
tentu tak bisa dituliskan satu per satu. Seluruh sudut sekolah punya kisahnya
masing-masing bagi kami semua.
Aku juga tak akan pernah lupa kejadian paling
memalukan yang memaksaku untuk memutuskan urat maluku pada saat itu. Hari itu
aku diseret sama Pak Kepala Sekolah ke tengah lapangan pada saat upacara
bendera hari senin, Hal itu terjadi karena aku dituduh membuat keributan di
dalam barisan upacara. Tetapi semua itu
tidak benar , sebenarnya pada saat itu aku sedang batuk, dan suara batukku agak
lucu kayak suara batuk kuda, jadi semua teman-temanku tertawa, akhirnya akulah
yang harus menanggung semuanya, aku dianggap tersangkanya. Pada saat aku
diseret sama pak kepsek menuju ke tengah lapangan, semua mata siswa SMAN 1
Maros tertuju padaku, aku hanya tertunduk diam. Aku laksana narapidana kasus
pembunuhan yang paling berbahaya. Hmm, sungguh aku malu. Belum sampai disitu,
selesai upacara, aku dipanggil lagi menuju ruang kepala sekolah. (ya ampun
cobaan apa lagi ini?). di ruang kepala sekolah aku duduk dikursi panas, kursi
tempatnya siswa-siswa bermasalah, waktu itu aku diceramahi habis-habisan .
Sampai-sampai pak kepala sekolah mengancam akan menelpon bapakku, pada saat itu
juga aku meneteskan air mata. Aku berusaha menjelaskan bahwa pada saat upacara
tadi aku hanya batuk lalu ditertawai oleh teman-temanku, tapi pak kepsek tak
mau tau. It’s okey terserah lah apa kata pak kepsek yang penting aku sudah
berkata jujur. 15 menit di ruang kepala sekolah aku tertunduk mendengar
omelan-omelan dan tuduhan yang sama sekali tidak aku perbuat.
Disinilah saat-saat harus kugunakan prinsipku .
Nikmati saja, Jadikan pengalaman, Semuanya pasti berlalu.
*
*
bersama laskar kuning di depan kelas 2 ips 3 |
wajah wajah yang 'tulus' memberi warna putih abu-abuku |
dibalik wajah premannya, mereka menyimpan kebaikan selembut kapas. |
Terima kasih BAPAK KEPALA SEKOLAH. Aku bangga
padamu.
Dari kejadian-kejadian itu saya belajar
mendapatkan dan kehilangan sahabat. Begitu banyak hal yang saya alami selama 3
tahun ini. Ada beberapa waktu dimana saya merasa sangat sendiri, tidak bisa
tertawa lepas, jutek tanpa sebab, dan kadang-kadang mau menangis meski tak tahu
apa yang harus ditangisi.
Bagi saya, ada 3 pelajaran yang paling penting dan
berharga daripada grammar bahasa inggris, rumus-rumus segudang matematika dan
debet-kredit akuntansi. Yaitu pelajaran menjadi diri sendiri, menghargai
persahabatan dan memaknai hidup. Yah, karena hidup hanya sekali.
Sebenarnya SMA itu bukan sekedar Putih-Abu-Abu,
SMA adalah spectrum warna . bermacam-macam warna yang dilukiskan oleh mereka
dengan PENSIL WARNA dihidupku. Ada merah,kuning,hijau, biru, ungu, orange dan
lain-lain bahkan warna hikam pekat. SMA juga punya banyak rasa,
manis-asem-asin-pahit, layaknya permen nano-nano. Semuanya menyatu dalam 3 kata
= ‘S M A’
*
*
dan saat yang membahagiakan sekaligus menyedihkan, hari PERPISAHAN anak kelas 3 |
Kini, hampir tiba saatnya, men-stempel jejak kaki
terakhirku di SMAN 1 maros dengan berkilo-kilo beban cita-cita dipunggungku
yang telah dititipkan oleh guruku. Hingga suatu saat kembali lagi disekolah ini
untuk melihat senyum kebanggaan mereka buat kami. Insyaallah.
Hanya satu harapku kawan. Ku ingin berjumpa lagi
dengan kalian semua wahai PENSIL WARNA PUTIH ABU-ABUKU, di suatu saat nanti dan
kudapati satu kata di senyum mereka semua .“SUKSES”.
AMIN.
Salam pena,
Radiah Annisa Nasiruddin
Komentar
Posting Komentar