Semoga Kelak Mereka Tak Berdemo


demo mahasiswa unhas di fly over Makassar

Turunkan presiden…
Turunkan Presiden…
Dan fly over berubah merah
Tanah dan langit menggema
Terhamburlah segala sumpah serapah
Lagi – lagi bergejolaklah nusantara
Terlihat di sepanjang jalan setapak
Bocah – bocah berseragam saling menatap
Terheran, tertegun, lalu ikut bersorak
Bersama gerombolan merah di bawah mentari yang menyengat
Meski mereka tak paham untuk apa dan siapa mereka menghujat
Ada harap tersirat dalam hati
Jangan sampai kelak mereka berdemo
Untuk kita yang ada hari ini
Lalu generasi selanjutnya kembali menyambung karma
Jujur aku sudah bosan
Melihat api yang tak kunjung padam
Semoga kelak sang tunas bangsa
Rangkai kewibawaan dengan aksara
Dan bertutur indah
Tanpa bertopeng lintah
Semoga kelak mereka tak berdemo lagi
Berharap  ini demo terakhir di sejarah negeri
Dan bangsaku “kembali” bersih
Entah kapan, Entah di dunia mana itu terjadi
Ini hanya esaiku, Yang berupaya berimajinasi

Radiah Annisa
Makassar, 2012

Komentar

  1. Unknown22 Mei 2014 pukul 16.55

    Jangan terlalu memandang demo sebagai hal yang buruk. Mungkin perlu kita pahami bahwa demo adalah upaya yang dilakukan segelintir masyarakat baik mahasiswa, kaum buruh, masyarakat, hingga pegawai negeri sipilpun melakukannya. demo ini dilkakukan agar suara yang mereka pendam dapat dipahami dan dimengerti oleh pemilik jabatan. Semua negara maju seperti cina, rusia, amerika, perancis, inggris dan lain-lain itu tidak akan seperti sekarang ini tanpa adanya masalah dengan jalan unjuk rasa. Lantas apa yang bakalan kita lakukan ketika diri kita diganggu arau setidaknya kita kita ada masalah lalu hanya diam begitu. kan tidak bakal ada hal yang terlesaikan kalo begitu

    BalasHapus
  2. Radiah Annisa16 Juni 2014 pukul 01.14

    Yang saya maksud adalah semoga Indonesia 'bersih', otomatis tidak ada yang demo.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan Sampai Mereka Tahu Aku Lesbi

Gambar
Kudapat inspirasi menulis cerita di Kamar Ramsis Unhas, Makassar, Selasa, 19 Februari 2012. 02.30 malam. Ajari aku, bagaimana harus menolak takdir? "Ketika kau membaca ini, jangan pernah lupa kalau aku adalah seorang PEREMPUAN." *** Dag dig dug… Jantungku berdebar kencang. Dua sosok cantik di kiri dan kanan ku mengacaukan konsentrasiku yang berupaya menyimak pelajaran dosen yang membawakan pelajaran Fonetik dan Fonologi bahasa Inggris Selasa ini. Meskipun ku coba untuk meluruskan pandangan agar tak melihat mereka, tetapi tetap saja terlihat melalui ujung-ujung mata kiri dan kanan. Konsentrasiku buyar. Dua wanita itu sangat cantik bagiku, rambutnya panjang, kulitnya putih mulus, semua syarat wanita cantik ada padanya. Meski salah satu dari mereka tak satu kepercayaan denganku. Aku muslim, Nindy juga muslim, sedangkan Lisa katolik. Kami bertemu di aula kampus untuk pertama kalinya, saat penerimaan mahasiswa baru. Aku, Nindy dan Lisa memang tak terlalu akrab,...
Baca selengkapnya

Puisi: Tugu Monas Ibu Kota

Gambar
Depan Monas Tugu monas. Monumen negara kita Kebanggan yang nyata Hasil perjuangan bangsa Indonesia Yang simpan beribu saksi sejarah Di pucuk monas Emas murni berkilau nuansa kemenangan Menjulang gapai sang mega Pencakar langit yang indah Di ibu kota, pintu gerbang Indonesia Monumen nasional kita Saksi sejarah di masa revolusi kemerdekaan Yang jadi primadona negara Untuk masyarakat Indonesia dan dunia Tetaplah wariskan ceritamu Agar tak termakan waktu Agar anak cucu kita tahu Sejarah bangsa yang membuat kita menyatu depan monas jakarta Jakarta, April 2010
Baca selengkapnya

Ramsis Unhas

Gambar
Akan kutulis kisah ku tentang ini dan itu di ramsis unhas, takutnya suatu saat nanti saya lupa semuanya. ramsis pertama maba   Ramsis Unhas Waktu itu 26 Agustus 2012 dan sekarang sudah 2013. Ya ampun tak terasa sudah setahun saya kuliah di Unhas sekaligus tinggal di Asrama Mahasiswa Unhas atau disingkat RAMSIS Unhas. Masih sangat ingat pertama kali membuka pintu kamar ramsis ku, Ramsis unit 2 blok E lantai 2 no.203. kunci kamar itu sah menjadi milikku selama setahun (11 bulan) dengan membayar uang sewa Rp. 1.750.000. tinggal bersama teman kamar  namanya Masita, dia teman yang baik dan solehah, jurusan sastra jepang. Berbulan-bulan tinggal bersama dalam satu kamar membuat kami lebih akrab meski awalnya tak kenal sama sekali, beberapa bulan tinggal bersama Masita meskipun saya suka pulang ke Maros, pergi kuliah sama-sama, makan dan tidur bersama dan banyak lagi. sayangnya sebelum tanggal jatuh tempo penyewaan ramsis, Masita pindah kos ke jalan sahabat. kuliah ...
Baca selengkapnya