Wisata Kuliner Kota Maros
Tepat di sepanjang jalan Topas di
alun – alun kota Maros, berdekatan dengan kantor bupati Maros, dan berhadapan
dengan mesjid raya Al-markaz Al-islami, terdapat tempat wisata kuliner yang sangat
terkenal di kabupaten Maros bahkan dikenal sampai ke kota tetangga. Namanya
Wisata Kuliner Maros. Tempat wisata
kuliner ini resmi di buka setelah terpilihnya bupati Maros pada tahun 2010
silam, H.M Hatta Rahman.
Jalan Topas dipilih menjadi tempat
wisata kuliner karena berada di jantung kota Maros dan memiliki danau buatan
yang berpotensi menarik sebagai tempat rekreasi atau sekedar nongkrong bersama teman – teman dan
keluarga. Karena danau buatan yang disebut anjungan di kota Maros tersebut bukan pantai seperti yang ada di losari
Makassar, maka hampir semua anak muda di
kabupaten Maros menyebut tempat wisata kuliner itu dengan sebutan Pantai Tak
Berombak atau disingkat PTB.
Wisata kuliner Maros mulai buka
dari pukul 5 sore sampai sekitar pukul 12 malam. Jadi, setiap malam jalan topas
dan sekitarnya pasti tak pernah sepi oleh pengunjung. Kita layaknya disuguhi
pasar malam setiap malam harinya.
Banyak menu yang di tawarkan di
wisata kuliner malam tersebut, mulai dari makanan ringan sampai makanan berat. Mulai
dari makanan tradisional sampai makanan modern. Mulai dari gorengan, nasi ayam,
sate, coto, bakso, snack – snack, putu
cangkiri, sarabba sampai minuman – minuman ringan.
Wisata kuliner Maros memang layak
dijadikan sebagai tempat makan favorit di kota Maros, kita bisa memilih makanan
apa yang kita sukai. Wisata kuliner juga banyak dijadikan sebagai tempat hang out-nya anak – anak Maros dan
sekitarnya.
Tidak dipungkiri bahwa setiap
adanya sesuatu yang baru pasti ada pro dan kontra, begitu pun dengan adanya
Wisata Kuliner atau PTB di kabupaten
Maros ini. Dengan adanya wisata kuliner di kabupaten Maros dapat diberi
apresiasi yang baik atas ide pemerintah kita, mereka (red:pemerintah) berhasil
menggembleng sebagian besar pedagang kaki lima atau warung – warung kecil yang
selalu mangkal di badan jalan dan mengumpulkan mereka semua dalam suatu wadah
yang sekarang di sebut tempat wisata kuliner. Sehingga sekarang semakin
berkurang pedagang yang menggunakan badan jalan sebagai tempat berjualan. Otomatis
kota kita semakin terlihat bersih dan tidak terlalu kumuh lagi. Selanjutnya,
dengan adanya wisata kuliner Maros kita tidak akan susah – susah lagi mencari
makanan yang kita cari, karena hampir semuanya sudah ada disini. Nah, bertambah
lagi satu tempat wisata yang bisa dikunjungi di kabupaten tercinta kita ini.
Tetapi, dengan adanya tempat wisata
kuliner Maros yang di buka pada setiap sore menjelang malam sampai tengah malam
tersebut, menurut saya dan mungkin juga menurut pembaca bahwa tempat wisata
kuliner tersebut pasti memiliki dampak negative meski tidak sebanyak dampak
positifnya. Kita tidak perlu bersikap munafik, pasti ada di antara kita pernah melihat, mendengar, atau bahkan
mengalami sendiri apa yang disebut
lending (red:pacaran, berdua – duaan, berkhalwat) di PTB. Kalau misalnya
hanya duduk – duduk dan bercerita – bercerita biasa mungkin tidak apa – apa,
wajar saja bagi kita sebagai remaja. Akan tetapi sangat tidak etisnya mereka
yang berpacaran secara berlebihan, pegang – pegangan, peluk – pelukan,
berciuman, bahkan mungkin di antara kita pernah mendengar bahwa beberapa ruko
di sekitar tempat wisata kuliner dijadikan sebagai tempat mesum. Ini bukan hal
yang bersifat tabu lagi, bukan bermaksud mencampuri urusan orang lain, atau
membuka aib saudara kita sendiri, tetapi kita sebagai sesama manusia atau di
perkecil sebagai sesama warga Maros, mestinya saling menjaga nama baik, saling
menasehati, bukankah azab itu datang karena perbuatan segelintir orang saja
yang berimbas pada semua orang yang ada di sekitarnya? Ini memang bukan salah
tempat wisata kulinernya, akan tetapi kesalahan individu itu sendiri.
Kiranya kita memanfaatkan dan menjaga asset
kota kita. Bukankah indah jika semua bersih. Bersih lahir maupun bathin. Tetap
jaga kesucian diri dan sekeliling kita. Semoga Maros semakin jaya dengan
semboyan barunya. Marosku lebih “Baik”, lebih Bersih, Aman, Inovatif, dan
Kreatif. Jaya Kabupatenku. Jaya Marosku.
Radiah Annisa Nasiruddin
Komentar
Posting Komentar